Insecure?

1130519621_1360472223

comot gambar dari www.manhattandigest.com

Pagi, gaes! Nggak ada hujan nggak ada angin, pagi-pagi udah gerimis aja daerah rumah saya. Berarti ada hujan dong, ya. Hmm.. Hawanya jadi adem gimana gitu nggak sih tiap hujan pagi-pagi gini. Serasa menghipnosis kita untuk tidur lebih dalam, lebih dalam lagi, lebih rileks lagi dari sebelumnya…

Hari ini saya bikin gebrakan baru, coba buat nggak tidur lagi selepas ritual pagi hari, entah itu menunaikan panggilan Tuhan atau alam. Buat saya ini butuh perjuangan, gaes. Jangan ngehina! Tau sendiri kalau keluar dari kebiasaan itu nggak gampang. Jam-jam molor jilid dua begini saya udah nggak di atas kasur itu, awesome. *dipukulin orang sekampung

Tidur tiga jam, dan mata saya masih belum melek sempurna meski udah pemanasan dengan ngelakuin salah dua pekerjaan rumah; nyuci piring dan nyapu.

Biasanya pas lagi nyuci piring, mulut atau otak saya ini nggak mau gantian kerja dulu sama tangan. Entah itu nyanyi beralbum-album tapi cuma reff-nya doang, atau berpikir tidak jauh dari masa depan, kekhawatiran hidup, dan malah sampai introspeksi diri. Kalau kalian mikir introspeksi diri itu harus dalam posisi duduk, sendirian, merenung, mengunci diri di kamar dan sebagainya, saya rasa hilangkan dulu pikiran itu. Bagi saya pribadi berkaca itu bisa kapan aja, dimana aja, dalam situasi yang bagaimanapun juga.

Waktu nyuci piring, saya kepikiran satu kata; insecure. Saya coba tulis di pikiran, baca dari depan ke belakang, bolak balik, acak-acak, dan akhirnya saya menemukan fakta bahwa saya memiliki sifat insecure. *nangis tiga abad

confidence-is-silent-insecurities-are-loud-quote-1

comot gambar dari www.picturequotes.com

Insecure, in + secure = tidak aman, perasaan tidak aman atau biasa dikenal dengan istilah minder ini, saya rasa dimiliki oleh semua orang, hanya saja tingkatannya yang berbeda-beda, ada yang sedikit ada yang bahkan sampai berlebihan. Nggak pede, ngerasa diri kita nggak mampu ngelakuin sesuatu hal, biasanya ditandai dengan “nggak mungkinlah saya bisa, saya kan cuma…”. *lompat dari gedung

Kalian suka gitu? Saya sering. Proses ngurangin dikit-dikit, sih. Kalau dalam pacaran, pasangan bersikap posesif, protektif atau bahkan overprotektif, itu ciri-ciri insecure juga, gaes. Menurut yang saya baca. Sumber bisa darimana aja terserah saya dong ya. Yeeee…

Insecure itu sama aja kaya kita menganggap diri kita lemah, jelek, tidak layak, dan kawan-kawannya. Hal ini bisa terjadi karena menyadari kekurangan kita disana-sini sehingga muncul prasangka bahwa kapasitas diri kita nggak cukup buat memasuki kriteria suatu ‘kepantasan’. Gaes, please… Nobody’s perfect!

Fokus sama kekurangan terus, sih. Pantes kalau perasaan insecure-nya tumbuh subur sampai bertunas-tunas. Wajar kok punya kekurangan, tapi pasti ada juga kelebihan yang kita miliki, cuma mungkin belum disadari aja. Hehe…

Pingin berbagi tips, tapi kok berasa nggak pantes gini yah, nanti dikira sok bijak. INSECURE DETECTED!

Yaudah, dikit aja deh. Buat mengurangi perasaan insecure tuh gini aja. Fokus sama apa yang kita sukai, hobi, misalnya. Yang hobi nulis ya nulis, nyanyi ya nyanyi, silakan. Siapa tau disitulah keunggulan kita. Temukan sisi positifnya diri kita aja, bukan buat sombong atau apa. Bangga sama diri sendiri itu penting, sombong jangan.

Buat pasangan yang sering ngerasa insecure, tips dari saya cuma satu. Jalin kepercayaan antar pasangan. Percaya kalau kamu pantas buat dia. Percaya kalau tidak ada orang lain yang akan mampu membuat dia berpaling dari kamu. Pokoknya saling percaya gitu. Ceileeeehh..

Itu aja kali, ya. Kalau butuh tips lebih, jangan hubungin saya. Googling aja! Anak kekinian biasa gitu, dikit-dikit googling. Hahaha!

Jangan lupa sarapan ya, gaes! Sekian. Semoga ada hikmahnya. (Emangnya ada? Tauk!) *tarik selimut